;

Thursday, September 13, 2012

Keindahan Islam (“Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” [Ali Imran : 19])



ALLAH SWT berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam”
[Ali Imran : 19]
Satu-satunya agama yang Allah akui kebenarannya, kesempurnaannya dan terbaik untuk manusia adalah Islam. Sebab Islam itu ialah agama yang datang dari Allah, sedangkan agama-agama lain adalah bikinan manusia semata-mata. Adakah sama sesuatu yang datang dari Allah dengan sesuatu yang direka oleh manusia ? jauh, jauh sekali bedanya.
Allah adalah pencipta manusia, karena itulah Allah lah yang paling tahu tentang manusia. Oleh karenanya aturan/agama Allah itulah yang paling lengkap dan paling sesuai dengan kejadian semula jadi (fitrah manusia).
Diri manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu fisik, akal dan Roh/hati/jiwa. Roh/hati/jiwa manusia mempunyai perasaan yang Tuhan bekalkan bersamaan dengan lahirnya fisik manusia. Indahnya Islam itu adalah dinul Islamitu sebenarnya sangat sesuai dengan fitrah manusia, dengan kata lain sesuai dengan perasaan manusia. Apa yang hati manusia setuju, itulah yang Allah suruh. Apa yang hati tidak setuju, itulah yang Allah larang.
Kemudian oleh Allah, Rasul diutus untuk membawa perintah untuk membenarkan apa yang ada dalam fitrah manusia, menyuburkan apa yang telah ada. Karena itulah Islam itu indah sebab memberi makanan pada roh. Apa yang roh kehendaki, itu yang dihidangkan oleh Islam. Seperti makanan untuk fisik manusia, kita suka daging, tiba-tiba terhidang daging, betapa indahnya. Kita suka ikan, dihidangkan ikan, betapa indahnya. Tapi ketika kita ingin daging dihidangkan lauk yang kita tidak suka, tidak indah.
Mari kita sebut contoh-contohnya.
1. Yang berhubungan dengan Aqidah.
Manusia sifatnya suka menghambakan diri kepada tuannya yang menolong, melindungi dan yang memperhatikan dirinya. Atau dengan kata lain manusia rela mengabdikan diri kepada siapa yang dicintainya. Kalau kecintaannya itu perempuan maka ia akan menjadi hamba pada perempuan itu. Kalau kecintaannya pada mobil mewah, maka menghambalah ia pada mobil mewah. Kalau cintanya atau pautannya pada nafsu yakni menurut kata nafsu, jadilah ia seorang hamba nafsu.
Tapi aneh, manusia sangat marah kalah dijuluki hamba wanita, hamba mobil atau hamba nafsu. Fitrah menolak sekalipun sikapnya memang betul begitu. Mengapa ? Sebab fitrah manusia ingin menjadi hamba Allah. Dan keinginan menjadi hamba selain Allah itu bukan fitrah. Katakanlah kepada siapa saja tanpa memandang orang kafir atau Islam, “Kamu ini hamba Allah”, niscaya ia mengiyakan dan rasa senang dengan kata-kata itu baik di mulut atau di hati. Hal ini adalah karena fitrah manusia telah Allah ciptakan untuk menyembah-Nya dan untuk menghambakan diri kepada-Nya. 
Lihat firman-Nya :
“Tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku”
[Az-Zaariat : 56]
Allah mau manusia menyembah-Nya dan tidak pada yang lain. Maka dijadikan fitrah manusia itu mempunyai rasa bertuhan dan menghamba diri pada-Nya. Tanyakanlah pada orang-orang yang menyembah Allah atau tidak menyembah Allah, adalah dia ingin menyembah Allah dan suka pada orang-orang yang menyembah Allah. Niscaya mereka menjawab memang suka. Suka pada pekerjaan menyembah Allah dan suka pada orang yang melakukannya. Cuma kalau mereka tidak melakukannya, itu bukan karena benci, atau hati tidak mengakui, tetapi karena nafsu dan syaitan menghalangi dan melalaikan mereka. Mereka tidak kuasa melawan nafsu (yang sifatnya ego), lalu menurutinya. Kalaulah bukan karena nafsu dan syaitan, niscaya manusia ini akan senantiasa merindukan dan membesarkan Tuhannya dan sangat taat pada-Nya. Fitrah roh sudah kenal Allah dan mengaku untuk menyembah-Nya. Di dalam Al-Quran ada menceritakan hakikat ini :
“Allah bertanya kepada roh : “Bukankah Aku Tuhanmu ?” Mereka menjawab : “Betul (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi”
[Al A'raf : 172]
2. Yang berhubungan dengan Syariat.
2.1. Manusia ingin menambah ilmu. Ingin mencari pengalaman dan ingin pandai, dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain. Manusia tidak mau hidup beku, jahil dan miskin papa. Itu adalah fitrah. Semua orang memilikinya walau apa pun juga bangsa dan agamanya. Memang Allah jadikan jiwa manusia begitu kemauannya. Oleh karena itu Allah datangkan agama Islam yang mengajar supaya manusia mengisi tuntutan fitrah itu. Firman Allah :
Katakanlah : “Berjalanlah kamu di muka bumi, kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang yan mendustakan itu.”
[Al An'am : 11]
Artinya kita disuruh mengembara untuk mencari pengalaman. Rasulullah SAW bersabda:
“Menuntut ilmu wajib bagi lelaki dan wanita”
(Riwayat Ibnu Abdi Al Barri)
Sabdanya lagi :
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad”
Begitulah yang dikatakan Islam agama fitrah. Yakni apabila sesuatu itu disukai oleh fitrah maka Islam mendorong atau membenarkannya. Disebabkan Allah yang menjadikan fitrah manusia itu demikian maka Allah pun datangkan cara bagaimana keinginann fitrah itu disalurkan. Tanpa petunjuk dari Allah, nafsulah yang akan memimpin manusia untuk melaksanakan kehendak fitrah itu secara membabi buta. Kesannya akan buruk sekali.
Misalnya apabila ilmu yang dituntut itu ilmu yang haram (ilmu sihir atau ilmu yang tidak dikaitkan dengan tauhid dan jiwa sufi) maka ia akan membawa akibat buruk. Walaupun adakalanya ilmu itu bersumber dari Islam, tetapi tanpa dikaitkan dengan tauhid dan akhlak, ia akan menyebabkan manusia sombong, dengki, bakhil, pemarah, rasuah, dan lain-lain.
Demikian juga halnya kalau mengembara yang tidak dikendalikan oleh syariah atau tidak diniatkan karena Allah atau untuk kebaikan ia akan membawa hasil yang buruk. Sebab itu Islam menurunkan panduan-panduan yang rapi dalam melaksanakan tuntutan fitrah itu.
2.2. Dalam mencari kekayaan yang diinginkan oleh fitrah murni manusia misalnya, Islam tidak melarangnya. Malah Allah mendorong dengan firman-Nya :
“Apabila telah ditunaikan shalat hendaknya kamu bertebaran di muka bumi dan hendaklah kamu cari kurniaan Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak moga-moga kamu dapat kemenangan”
[Al Jumaah : 10]
Nabi SAW bersabda yang artinya :
“Berniagalah karena sembilan puluh persen dari rezeki itu ada dalam perniagaan”
Tapi mencari harta tidaklah boleh dibuat secara sewenang-wenang. Islam mengatur cara-cara yang bersih dari riba, penipuan dan tindas-menindas, karena hal-hal yang buruk itu bertentangan dengan fitrah. Hasilnya tidak untuk berfoya-foya, berjudi atau membekukannya dalam bank, tapi untuk kebaikan seperti membantu fakir miskin, membangun proyek yang memenuhi keperluan masyarakat atau membantu usaha jihad fisabilillah. Hal ini diatur begitu rupa karena ia sesuai dengan fitrah. Sebaliknya apa yang Islam halangi adalah bertentangan dengan fitrah.
2.3. Siapa saja, tanpa melihat apakah orang itu Islam atau yang bukan Islam suka kepada makanan sedap; lelaki suka pada perempuan, perempuan suka pada lelaki; ingin mempunyai badan yang sehat dan pikiran yang waras. Begitulah fitrah manusia. Kalau keinginan fitrah ini tidak tercapai, manusia akan rasa susah dukacita dan gelisah. Allah yang menciptakan manusai sedemikian rupa, tahu cara yang sebaik-baiknya untuk manusia mencapai keinginan-keinginan itu, dan tahu juga cara-cara yang dapat merusakkan manusa dalam usaha mereka mencapai keinginan-keinginan itu. Oleh sebab itu Allah rela menurunkan petunjuk bagaimana keinginan itu bisa dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Islam tidak menghalangi keinginan fitrah tetapi tidak juga terlalu membiarkan keinginan itu dipenuhi secara membabi buta. Makan sedap, misalnya, diperbolehkan dengan syarat Jangan makan makanan yang haram atau berlebihan. Malah, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sunat hukumnya makan daging seminggu sekali.
Demikian juga Islam menunaikan keinginan fitrah manusia untuk menikah. Ia memang dianjurkan oleh Rasulullah SAW :
“Menikah itu adalah Sunnahku, siapa yang benci pada Sunnahku ini bukanlah ia dari umatku”
Hadis lain berbunyi :
“Dua rakaat shalat orang yang menikah lebih baik dari 70 rakaat shalat orang bujang”
Demikianlah indahnya Islam. Dalam usaha mengelakkan masalah dalam perkawinan, maka ditentukan syarat rukunnya yang wajib dipenuhi. Tanpa memenuhi syarat, rumah tangga akan goyang dan tumbang. Islam membenarkan menikah dan mengharamkan zina. Sebab zina akan menzalimi dan menganiaya kaum wanita. Anak hasil perzinaan yang tidak tentu bapaknya ini akan terlunta-lunta hidupnya. Ke mana anak itu akan membawa diri ? Hal ini tidak ada siapapun yang suka. Fitrah menolak. Sebab itulah Allah mengharamkannya karena ia bertentangan dengan fitrah. Bagaimana tidak, seseorang yang berzina itu akan melibatkan baik itu ibu orang atau isteri orang atau anak perempuan orang. Siapa pun akan marah kalau keluarganya yang terlibat. Kalau begitu sanggupkah kita berzina sedangkan kita sendiri tidak suka perkara itu terjadi dalam keluarga kita ?
Dalam Islam ada kaedah :
Tidak mudharat dan tidak memberi mudharat.
Contohnya “

1.
Kawin boleh, tapi jangan dengan isteri orang.
2. Kaya boleh, tapi jangan cara mencuri atau menipu uang rakyat.
Tidak ada orang, baik itu Islam atau bukan Islam, yang menganggap zina itu baik. Kalau terjadi juga, itu karena manusia sudah jadi syaitdan dan nafsunya sudah jahat sekali. Namun hati kecilnya tetap menolak; artinya dia senantiasa dalam keadaan melawan hati kecilnya. Orang ini tidak tenang hidupnya. Dia diburu rasa bersalah dan berdosa sepanjang masa.
2.4. Akhlak yang baik, budi pekerti yang mulia yakni berbuat kebaikan sesama manusia sehingga dapat menghibur hati manusa, semua orang suka. Bagi orang yang suka menyakiti hati orang lain sebetulnya dia pun tidak mau orang lain menyakiti hatinya dan suka kalau ia dihibur. Begitulah fitrah. Maka Islam agama fitrah ini datang memerintahkan agar manusia berakhlak baik sesama manusia. Sabda Rasulullah SAW, Sebaik-baik manusia ialah manusia yang paling banyak membuat kebaikan untuk manusia lain.
Dengan itu, siapa saja yang berakhlak buruk dengan sesama manusia, seperti sombong, bakhil, hasad dan lain-lain, berarti dia menentang Allah dan juga menentang fitrahnya. Orang begini bukan saja dimurkai Allah tapi dia membenci dirinya sendiri. Hidupnya tidak akan tenang dunia akhirat.
Kalau manusia saling mengisi fitrah, aman damailah masyarakat. Tapi apa yang terjadi sekarang kita susahkan orang tapi minta orang jangan susahkan kita. Al hasil sengketa semakin merata.
Begitulah uraian tentang indahnya Islam yang sesuai dengan fitrah manusia. Dan siapa yang tidak ikut Islam artinya menentang fitrahnya. Walaupun mereka kaya-raya, mempunyai jabatan tinggi dan banyak ilmu, tidak akan tenang hidup mereka di dunia apalagi di akhirat. Karena bukan saja dia bermusuhan dengan Allah tapi juga bermusuhan dengan dirinya sendiri. Pada lahirnya manusia nampak ia senang-senang tapi hatinya hanya Allah saja yang tahu; kosong, gelisah, tersiksa, serba salah dan mudah marah.
Di Barat hari ini, orang yang kelihatan bijak pandai dan hidup senang dilaporkan banyak yang terkena sakit jiwa. Sehingga jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa melebihi jumlah orang yang masuk ke universtas dan kolej. Di Timur, umat Islam yang sudah rusak imannya karena terlalu menuruti nafsunya sedang menghadapi hal yang sama. Cara hidup yang mereka pilih telah menghantarkan mereka ke lembah masalah dan kesusahan.
Hanya Islam satu-satunya agama yang sistem hidupnya benar dan terbaik untuk diikuti. Yakni kehidupan Sunnah yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin serta semua salafussoleh. Dengan mencontohi mereka, niscaya manusia akan kembali kepada fitrah murninya dan akan bahagia di dunia dan akhirat. 
Antara ciri-ciri hidup mereka adalah :
1. Beriman dan bertaqwa
2. Beribadah dan berzikir.
3. Berakhlak mulia dengan Allah dan sesama manusia.
4. Berjuang dan berjihad dengan Allah dan sesama manusia.
5. Berkorban pada jalan Allah.
6. Menuntut ilmu dunia dan akhirat untuk melaksanakannya.
7. Bekerja mencari rezeki yang halal, di samping membangunkan tamadun ummah.
8. Taat dan patuh pada Allah, pada Rasul dan pada pemimpin yang taat kepada Allah.
9. Berkasih sayang.
10. Saling membantu dalah kebaikan dan menolak kejahatan.
11. Bermaaf-maafan.
12. Bertenggang rasa di seputar masalah atau di sudut-sudut yang dibolehkan.

Wednesday, September 12, 2012

Pesanan Buat Kaum Wanita Hari Ini



Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat Renungan khususnya untuk para wanita dan diri sendiri…..
Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis.
Beliau menjawab, “Pada malam aku di-isra’-kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena,
menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.
Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. “Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk
karena penyakit sopak dan kusta.
Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,”kata Nabi.
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
*Rasulullah menjawab, “Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang ‘mengotori’ tempat tidurnya.
*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami.”
Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.
"Marilah kita berubah sebelum telambat"

Tuesday, September 11, 2012

Wangian Bau Masyithah



Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Pada saat malam terjadinya Isra’ saya mencium bau harum, sayapun bertanya,”Ya Jibril, bau harum apakah ini?”
Jibril menjawab,”Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Fir’aun (Masyithah) dan anak-anaknya.”
Saya bertanya, ”Bagaimana demikian?”
Jibril bercerita,”Ketika dia menyisir rambut putri Fir’aun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Allah).”

Putri Fir’aun berkata,”Hai, dengan nama bapakku?”
Masyithah berkata,”Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan bapakmu.”
Putri Fir’aun bertanya,”Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku?
Wanita tukang sisir itu menjawab,”Ya.”
Anak putri Fir’aun berkata, ‘Akan aku lapor­kan pada ayahku.’
Wanita tukang sisir menjawab, ‘Silahkan!’
Putri Fir’aun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Fir’aunpun kemudian memanggil Masyithah.
Fir’aun bertanya,”Ya Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?”
Masyithah menjawab,”Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”
Kemudian Fir’aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.
Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Fir’aun,”Saya mempunyai satu permohonan.”
Fir’aun menjawab,”Katakanlah.”
Masyithah berkata,”Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu kain/kantong untuk kemudian dikuburkan.”
Fir’aun menjawab,”Akan aku penuhi permintaanmu.”
Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu.
Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas izin Allah tiba-tiba berbicara,”Terjunlah Ibu! Ayo terjunlah, adzab dunia lebih ringan daripada adzab Akhirat.” Mendengar anaknya berbicara si ibupun langsung terjun bersama bayinya.
Demikianlah sebuah kisah yang tercantum dalam Musnad Imam Ahmad, 4/291-295 dan juga tercantum dalam Majma’uz Zawa’id, 1/65. Anisul Jalabi II, Ali Al-Hazza’. Kisah dari seorang wanita bernama Mashithah yang menjadi penerang kegelapan istana Fir’aun. Dia mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit terasa. Lalu siapakah pembawa obor bagi kita di kegelapan abad dua puluh satu ini?
(Pengajaran yang dapat dipetik):
1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah.
2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.
3. Bagi yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan gan­jaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah dalam QS: Az-Zumar: 10,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.”
4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada thaghut, sebagai­mana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Fir’aun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.
5. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.
6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang shalih dan shalihah.
7. Karamah termasuk dalam kategori peristiwa langka dan luar biasa.
Sumber:
- Khoirunnisaa il’aalamiina- mawaaqifa nisaaiyati masyriqotin. (terjemahan)
- Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam wash shahabah al-Kiram. (terjemahan)

Friday, August 10, 2012

Kisah Nabi Ayub Dan Penyakit Kulit Walau Diduga.



NABI Ayub, anak Nabi Ishak dilimpahi kekayaan harta benda, malah mempunyai banyak binatang ternakan seperti lembu, kambing, kuda, kaldai dan unta. Kekayaan itu membuatkan kehidupannya senang.

Beliau juga mempunyai keturunan yang besar kerana ramai anak, baik lelaki mahu pun perempuan. Seorang daripada anaknya menjadi nabi, iaitu Basyar.

Walaupun kaya dan mempunyai segala kemewahan, Nabi Ayub tidak lupa membuat kebajikan kepada golongan fakir, miskin dan anak yatim. Beliau tidak sombong, malah tetamu yang mengunjungi rumahnya disambut dengan baik.

Harta dan keturunan yang besar tidak sedikit pun menjadikannya bongkak dan hamba kepada kekayaan. Sebaliknya, dengan kekayaan itu keimanan dan ketakwaannya kepada Allah semakin luhur.

Melihatkan keadaan Nabi Ayub itu, iblis berusaha menggunakan segala tipu helah untuk menggugat keimanannya.

Justeru Nabi Ayub diuji dengan pelbagai cubaan. Pertama diuji melalui kekayaan dan harta bendanya. Kemewahan dengan kekayaan yang dinikmati, semakin hari menjadi susut dan seterusnya semua kekayaan itu habis.

Ayub akhirnya menjadi miskin dalam sekelip mata. Walaupun menghadapi ujian getir itu keimanan kepada Allah tidak langsung terjejas. Beliau sabar menghadapi dugaan dengan hatinya tidak ketinggalan mengingati Allah.

Pendirian Nabi Ayub ternyata tidak mudah diubah. Justeru, diuji sekali lagi dengan kematian anaknya, namun beliau masih bersabar dan pada masa
sama memupuk ketakwaan pada Allah.

Mengenai pelbagai ujian itu, Allah berfirman, maksudnya: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cubaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira bagi orang yang sabar, iaitu orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, ‘sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali’.”

Nabi Ayub memang tetap dengan pendiriannya, tidak tewas dengan tipu helah iblis. Selepas itu, Nabi Ayub diserang penyakit kulit yang luar biasa. Beliau menderita kerana penyakit itu selama tujuh tahun.

Walaupun begitu lama menanggung sengsara penyakit itu, beliau tidak pernah gelisah. Beliau tabah menghadapi dugaan. Walaupun badannya semakin kurus, hingga menakutkan mata memandang, beliau masih mampu mengingati Allah.

Disebabkan penyakit Nabi Ayub itu sungguh dahsyat tiada orang sanggup melihatnya, melainkan isterinya yang sabar menemani dan merawatnya. Iblis tidak senang apabila menyaksikan kesabaran dan kesetiaan isteri Nabi Ayub.

Isterinya digoda supaya tidak melayaninya lagi. Tipu daya iblis itu sebenarnya diketahui Nabi Ayub dari awal lagi lalu diberitahu kepada
isterinya.

Nabi Ayub berkata kepada isterinya: “Jika aku sembuh, engkau pasti aku pukul 100 kali.” Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah seperti digambarkan melalui al-Quran: “Ingatlah ketika Ayub menyeru kepada Tuhannya: Ya tuhanku! Aku mendapat penyakit dan cubaan daripada syaitan.”

Doa Nabi Ayub dimakbul Allah dan penyakit yang dideritainya selama tujuh tahun sembuh. Dalam al-Quran diceritakan: “Cecah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum. Dan Kami anugerahkan dia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pengajaran bagi orang yang mempunyai fikiran.”

Mengenai nazarnya, Nabi Ayub mengingatkan isterinya yang terpedaya dengan iblis bahawa beliau akan memukul isterinya itu 100 kali jika beliau sembuh. Justeru, apabila benar-benar sembuh dan sihat, Nabi Ayub bertekad untuk melaksanakan nazar itu.

Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Ayub mengenai cara melakukan nazar itu. Firman Allah, bermaksud: “Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput (100 batang), lalu pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah.

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar, dialah sebaik hamba kerana dia sesungguhnya amat taat kepada Tuhannya.”

Nabi Ayub menggunakan rumput yang diikat itu untuk memukul isterinya dengan sekali libasan. Walaupun sekali pukulan, ia dikira 100 kali kerana rumput yang diikat itu mengandungi 100 helai daun.

Friday, February 10, 2012

AWAS JERAT VALENTINE

khutbah jumaat 10.02.2012

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,

Saya berpesan kepada diri saya dan menyeru kepada sidang Jumaat yang dikasihi sekalian, marilah sama-sama kita bertakwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa serta melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita mendapat keberkatan hidup di dunia dan di akhirat. Mimbar hari ini akan memperkatakan khutbah bertajuk: AWAS JERAT VALENTINE.

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,

Fenomena sebahagian remaja hari ini yang menjadikan Valentine’s Day sebagai perayaan paling diminati dan sangat-sangat ditunggu untuk diraikan bersama kekasih amat menggusarkan kita sebagai umat Islam. Menurut Ken Sweiger, perkataan “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai maksud “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Menurutnya lagi, kata ini sebenarnya digunakan pada zaman Rom Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Sedar atau tidak, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya ia telah secara terang melakukan suatu perbuatan yang bercanggah dengan aqidah umat Islam dan dimurkai Allah SWT. Ini kerana ia telah meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal ini sama dengan usaha menghidupkan kembali budaya pemujaan berhala.

Berdasarkan kepada pandangan sebahagian besar tokoh- tokoh agama telah menyatakan bahawa menyambut atau meraikan Sambutan Hari Valentine ini adalah bertentangan dengan Syarak. Menurut Panel Kajian Aqidah (PKA) dan Panel Kajian Syariah (PKS) Jabatan Kemajuan Islam Malaysia amalan ini adalah haram dan bertentangan dengan ajaran Islam. Begitu juga Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia kali ke-71 yang bersidang pada 22 hingga 24 November 2005 memutuskan bahawa amalan merayakan Hari Valentine tidak pernah dianjurkan oleh Islam. Roh perayaan tersebut bercampur dengan perbuatan maksiat adalah bercanggah dan dilarang oleh Islam.

Oleh itu, mimbar ingin menegaskan bahawa pengharaman dan larangan ini bukanlah kerana ingin menghalang keseronokan di atas aktiviti trend baru zaman moden tetapi ianya berlandaskan kepada apa yang dinyatakan di dalam al-Quran dan as-Sunnah yang menjadi panduan umat manusia bagi mengecapi keindahan hidup di dunia dan di akhirat. Justeru mimbar menyeru kepada jemaaah sekalian dan umat Islam agar tidak merayakan hari tersebut kerana ianya bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenar serta boleh merosakkan akidah dan akhlak umat Islam.

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,

Persoalan besar timbul ialah apakah yang menyebabkan gejala negatif seumpama ini terus berlaku?. Jawapannya ialah kerana kualiti keimanan umat Islam yang lemah dan kekaburan kita di dalam menegakkan prinsip-prinsip asas agama yang menjadi tunjang kehidupan seseorang muslim. Dengan ini kita terpesong dengan cara hidup yang sebenar. Kita juga jangan lupa bahawa syaitan dan sekutunya telah berjanji kepada Allah SWT untuk terus menyesatkan orang yang beriman.
Allah SWT dalam surah an-Nisaa ayat 119:

Maksudnya: Dan sungguh, aku akan menyesatkan mereka, dan memperdayakan mereka dengan angan-angan kosong, dan menyuruh mereka membelah telinga binatang ternak; dan menyuruh mereka mengubah ciptaan Allah. Dan sesiapa yang mengambil Syaitan menjadi pemimpin yang dita'ati selain dari Allah, maka sesungguhnya rugilah ia dengan kerugian yang terang nyata".

Ingatlah bahawa agama Islam sangat mengambil berat dalam memperbetulkan pegangan akidah umatnya supaya pandangan dan sikap mereka menjadi lurus dan tasawwur mereka tentang sesuatu perkara menjadi jelas. Jangan kita mengikut contoh umat jahiliyah dahulu yang menganggap persoalan akidah hanya sekadar mengumumkan identiti diri dan melahirkan perbuatan baik sahaja sedangkan hakikat iman ialah panduan antara keyakinan dihati tentang dasar-dasar akidah dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan meninggalkan tegahan-Nya.
Firman Allah SWT dalam surah al-Hujurat ayat 15:

Maksudnya: Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman ialah orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu lagi, serta mereka berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah; mereka itulah orang yang benar.


Ayat ini mengisyaratkan bahawa kualiti iman boleh diukur dan dinilai melalui amalan seharian. Banyak dan berkualitinya amal soleh seseorang itu, maka tinggilah kualiti iman yang dimiliki dan begitulah sebaliknya. Oleh itu, iman yang sebenar adalah merupakan penjana kekuatan dan kecemerlangan ummah.

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,

Islam sebagai agama fitrah dan sempurna, sentiasa menganjurkan kasih sayang sesama umatnya. Ini dapat dilihat melalui apa yang diungkapkan di dalam Kitab al-Quran dan dijelmakan oleh Rasulullah SAW. Menzahirkan kasih sayang kepada kekasih perlulah ada batasan selaras dengan fitrah manusia. Kasih sayang diantara dua jantina berbeza tidak boleh hanya dengan janji manis di bibir. Tetapi ia perlu diikat dengan satu ikatan akad yang mampu menyimpul ikatan kukuh bagi menjamin zuriat, akhlak dan peribadi yang dinamakan sebagai perkahwinan. Keindahan dalam menzahirkan kasih sayang itulah yang dianjurkan oleh Islam dan perlulah disemai dan dibajai setiap hari tanpa perlu menunggu detik satu hari dalam setahun. Ingatlah bahawa kasih sayang yang utama adalah hanya kepada Allah SWT, rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Kasih sayang berlandaskan keimanan akan melahirkan cahaya keinsafan kepada hakikat diri dan pencipta-Nya sehingga sanggup berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu jahat.

Firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 207:

Bermaksud: Dan di antara manusia ada Yang mengorbankan dirinya kerana mencari keredaan Allah semata-mata; dan Allah pula amat belas-kasihan akan hamba-hambanya.

Justeru bagi menyelamatkan agama dan ummah dari terus musnah akibat impak amalan-amalan bertentangan dengan aqidah dan syariah, mimbar menyeru kepada semua pihak agar mewar-warkan larangan Sambutan Valentine’s Day dari terus diraikan oleh umat Islam khususnya di negara kita ini, jangan kita terlibat dengan budaya songsang yang boleh melemahkan ummah dan menyesatkan. Wujudkanlah perasaan anti Valentine’s Day di dada dan minda, hadirkanlah rasa benci dan tidak akan meraikannya melalui penyertaan aktiviti-aktiviti yang menyalahi aqidah, syarak dan tamadun manusia. Mengakhiri khutbah pada minggu ini, sekali lagi mimbar menyeru semua pihak marilah sama-sama kita memperkasakan akidah kita, keluarga dan masyarakat kita demi masa depan agama, ummah dan negara dengan langkah berikut:

Pertama: ibu bapa bertanggungjawab memastikan anak-anak dididik dengan ajaran Islam yang sebenar

Kedua: umat Islam khususnya remaja dilarang meniru amalan atau budaya kaum musyri

Ketiga: menanam rasa cinta dan kasih sayang kepada Allah SWT dan rasulNya;

Keempat:menjauhi aktiviti bergaul bebas dengan pasangan yang bukan mahram dalam menyambut majlis tertentu; dan

Kelima: meninggalkan sambutan atau perayaan yang tiada dalam syariat Islam.

Firman Allah SWT dalam surah al-A'raf ayat 96:

Maksudnya: "Dan sekiranya penduduk negeri itu, beriman serta bertakwa, tentulah Kami bukakan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (Rasul Kami) lalu Kami timpakan mereka dengan azab seksa disebabkan apa yang mereka telah usahakan."

sumber dari: http://www.islam.gov.my

Ganjaran Solat Berjemaah



Daripada Abu Hurairah RA katanya: “Nabi SAW bersabda : “Pahala sembahyang jemaah bagi seseorang lebih daripada sembahyang bersendirian, sama ada di tempat kerjanya (di pasar) atau di rumahnya dengan gandaan dua puluh lima darjat. Kerana orang yang telah menyempurnakan wuduk kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk bersembahyang semata-mata, maka setiap langkah perjalanannya itu diberi satu darjat (pahala) dan dihapuskan satu dosa sehingga dia masuk ke dalam masjid. Dan apabila dia berada di dalam masjid dia dianggap seperti orang yang bersembahyang selagi dia menunggu untuk berjemaah. Dan para malaikat mendoakan untuk seseorang selagi dia berada di tempat sembahyangnya dengan doa : Ya Allah ya Tuhanku, rahmatilah dia, ampunilah dia, terimalah taubatnya selama dia tidak menyakiti, dan tidak berhadas di tempat itu.”
sumber dari:
http://www.islam.gov.my/
;

My Song~


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com